Kisah ini terjadi di tahun 2019 dimana tahun itu ada kejadian yang tidak bisa aku lupakan sampai saat ini.
Saya pribadi bernama khollil.
Pekerjaanku adalah sebagai teknisi ac di salahsatu desa di kota subang.
Aku bekerja bersama teman teman yang lainya namunaku tak akan menceritakan tentang teman temanku yang lainya.
Yang aku tulis adalah murni pengalaman yang aku alami dan mungkin juga aku gak akan bisa untuk melupakan kejadian ini.
Aku juga bekerja sama dengan sebuah toko yang berada di sebuah kecamatan utara kota subang.
Pada waktu itu pemasangan ac sangat padat dan di haruskan untuk terpasang seluruhnya walau pun malam hari.
Kisah nya bermula pada sore hari di kecamatan pn kita meluncur ke lokasi tersebut sekitar jam 5 sore dari toko dan sampai ke lokasi 5 menit menjelang magrib tiba.
Awal datang kita di sambut dengan ramah oleh salah satu pemilik rumah dengan jamuan kopi beserta teman temanya.
Sembari menunggu magrib tiba kita berbincang bincang terlebih dahulu bersama seluruh anggota pemilik rumah tersebut.
Lalu setelah magrib lewat kita mulai mengerjakan pekerjaan kita dengan instalasi dari instalasi unit indoor instalasi pipa tembaga dan juga instalasi unit outdoor
Dan tak lupa pula instalasi kabel kelistrikan.
Teman ku yang bernama dodo mendadak berteriak.
Sampai terdengar ke atap rumah
Aku pun yang berada di atas atap rumah yang sedang instalasi kelistrikan pun kagetmendengar teriakan dodo
Karna waktu itu kita di pecah ada yang instalasi indoor outdoor dan kelistrikan.
Kenapa kang, ada apa Tanya pemilik rumah
Namun dodo tak menceritakannya takut pemilik rumah itu tersinggung atau pun merasa takut.
Aku pun kemudian turun setelah instalasi selesai. Begitu juga dengan jayadi.
Aku beserta jayadi menghampiri dodo yang tadi menjerit.
Kenapa do tanyaku sama jayadi.
Jangan bikin kaget orang dong ini sudah malam oceh jayadi.
Namun sama saja dodo juga tidak menjawab pertanyaan kami.
Singkat cerita setelah semuanya selesai kita pun berbincang kembali sembari mengetes ac yang baru di pasang.
Sekitar 15 menit kita tes dan menurut pemilik rumahnya ok bagus kita pun berpamitan dan melanjutkan ke lokasi selanjutnya yang berada di pusat kota subang.
Sepanjang jalan aku bersama jayadi pun meng introgasi dodo tentang apa yang menimpanya tadi.
Barulah dodo menceritakan secara detail.
Di samping agar dodo tidak mengantuk dan agar terhindar dari ketakutan.
Dodo pun mulai menceritakan kejadianya.
Kamu tau gak apa yang aku lihat dei belakang rumah itu. Tanya dodo.
Aku dan jayadi pun menggelengkan kepala.
Di belakang rumah itu ada kuburan dan aku menjerit karna aku melihat pocong di sebelah tangga yang aku pakai kata dodo.
Serius do tanyaku penasaran.
Kamu mengusik dia kali Tanya jayadi.
Jadi gini awalnya.
Pas aku hendak memasang brecker aku tidak melihat kalau itu kuburan
Aku pasang tangga di situ dengan kaki tangga satu menginjak kuburan itu dan sebelahnya pada pinggiran dinding rumah itu.
Aku kura itu bukan kuburan. Karna logikanya kalau kuburan gak akan mepet ke dinding rumah
Jelas ade.
Lalu lalu. Ucap jayadi.
Setelah selesai memasang brecket dan instalasi pipa tembaga hendak naikin unit outdoor
Aku kebelet pipis jadinya aku pipis dei samping tangga dan rasa rasanya air kencingku itu nyiprat ke kuburan itu.
Awalnya tidak apa apa namun setelah outdoor naik dan semua beres.
Saat aku hendak turun tepat di bawah ku ada sosok pocong yang tepat jelas sedang menatapku dengan wajah yang kurang jelas untuk di pandang dan seperti marah padaku.
Dari pada aku tidak bisa turun lalu aku memutuskan untuk loncat ke arah yang tidak ada pocong itu. Dan akupun terjatuh makanya aku berteriak. Jelas dodo.
Setelah selesai menceritakannya di jalan yang sangat sepi dodo seperti melihat sesuatu yang melayang layang di depan mobil yang kita gunakan.
Sontak dodo pun mengerem mendadak.
Asuu pokus dong nyetirnya teriak jayadi yang kaget.
Maaf jay tadi aku seperti melihat sesuatu yang melayang layang di depan mobil jawab dodo.
Pada saat itu juga pirasatku sudah mulai tidak enak.
Ya sudah kita lihat keluar kataku.
Aku beserta dodo keluar mobil dan mencari apa yang tadi di lihat dodo.
Setelah kita cek namun tidak ada apa dan aku pun meminta dodo untuk melanjutkan perjalanannya di karenakan waktu sudah jam 10 malam.
Kita melanjutkan perjalanan namun sebelum kita lanjut kita sempatkan mampir ke sebuah minimarket 24 jam yang ada di situ. Untuk membeli minuman dingin agar memecah suasana dodo yang tegang
Setelah aku naik lagi ke mobil ntah apa yang terjadi tiba tiba mobil yang terparkir di sebuah minimarket itu mundur tiba tiba dan menabrak body samping mobilku.
Awalnya aku tak menduga kalau mobil itu menabrak mobilku setelah mendengar suara benturan yang sangat keras akhirnya aku dan dodo turun dari mobil.
Tak berselang lama pemilik mobil itu pun keluar dari mini market tersebut.
Sontak aku terkejut melihat orang itu membuka pintu mobilnya.
Lah kok gak ada orangya pikirku.
Pemilik mobil itu juga keheranan melihat kejadian ini.
Kenapa kang tanyaku
Orang itu pun masih tampak bingung.
Kang ko mobilku bisa mundur ya tanyanya.
Lah mana aku tau kang kan itu mobil akang. Apa tidak di rem tangan kang tanyaku.
Sudah kang sudah di rem tangan ko jawab pemilik mobil itu.
Kalau di rem ko bisa mundur sendiri kang padahal kan jalannya gak menurun malah harusnya kalau gak di rem kan maju bukan mundur tanyaku heran.
Aku juga bingung kang jawabnya.
Coba akang lihat deh rem tangannya sudah mentog ko.
Setelah aku dan dodo lihat ternyata benar rem tangannya sudah mentok.
Dodo masih penasaran di sangkanya mobil itu remnya blong.
Maka aku dodo dan pemilik mobil mencoba mendorong mobil itu namun tidak bisa bergerak sedikitpun karna mobil itu sudah di rem tangan semenjak mobil itu datang ke minimarket itu.
Laluku suruh pemilik mobil itu untuk memajukan mobilnya agar mobilku bisa maju agar tidak memper parah kepenyokanya
Baru saja pemilik mobil itu melepas rem tanganya tanpa menjalankan mesin mobilnya.
Mobil itu pun maju perlahan. Karna jalanya yang agak menurun ke depan pastinya rodanya akan melaju ke jalan yang agak turun.
Anehnya lagi walau tadi body sampingku tertabrak dan terdengar sangat keras. Namun hanya terlihat goresan ringan saja tidak parah.
Begitu juga dengan mobil yang menabrak mobil yang ku gunakan tidak lecet sedikit pun.
Kami semua keheranan di situ.
Setelah kami berdiskusi dengan pemilik mobil itu dan kami anggap ini semua musibah dan tidak ada yang di rugikan.
Kamipun melanjutkan perjalanan jam 11 malam kami baru memasuki lokasi pemukiman tujuanku.
Dengan berbekalkan sharelok namun sepertinya sharelok itu tiba tiba eror dan membawa kami ke sebuah huta karet selama 30 menit kami berputar putar di hutan itu
Dengan banyak gangguan gangguan yang di temui.
Bahkan penampakan penampakan pun kami temui.mulai dari kuntilanak yang terus cekikikan
Seolah olah mentertawakan kami.
Bahkan sesekali ada juga sosok pocong yang menghadang laju mobil kami.
Dengan rasa takut dodo pun memaksakan untuk menabrak sosok pocong itu namun setelah di tabrak sosok itu pun menghilang. Ntah kemana tinggal menyisakan sosok kuntilanak yang masih saja cekikikan.
Kurang lebih 5 kali kami berputar putar di tempat itu dan kamipun memutskan untuk kembali ke jalur awal dan mencari seseorang untuk bertanya.
Setelah masuk jalur awal akhirnya aku bertemu dengan seseorang yang sedang jaga malam dan kamu pun bertanya
Punten pak mau Tanya kalau perum anu blok b no sekian di sebelah mana ya.
Emang akang akang ini dari arah mana tadinya.
Tadi kami lewat sini tapi kami tersesat ke dalam hutan dan berputar putar terus di sana. Jawabku.
Oh hutan karet yang di pertigaan itu ya kang. Tanya petugas jaga malam.
Iya pak jawabku.
Sudah biasa kang kalau di tempat itu mah apalagi ini larut malam. Terkadang siang hari juga banyak yang di sesatkan ke dalam hutan kanga. Jelas penjaga malam.
Jadi ini jalannya kemana ya pak untuk bisa ke perum anu tanyaku lagi.
Dari pertigaan sana akang ambil kanan nanti ada pertigaan lagi akang ke kanan lagi terus aja nanti ketemu jalan dan di sana perumnya.
Setelah mengetahuinya aku langsung menelpon orang yang membeli ac nya dan meminta untuk menunggu di pos satpan
Kenapa baru aku telepon karna saat aku di bawa berputar putar sinyalnya mendadak hilang.
Setelah mendengar ok dari pak ujang yang membeli ac itu kami pun berpamitan pada penjaga malam tersebut dan kami pun melaju dengan arahan yang bapak tadi berikan
Dan benar saja kami kini memasuki jalanan depan perum tersebut dan melihat ada seseorang yang sedang menunggu kami di pos satpam.
Jam 12 kurang 15 kami smpai di pos satpam.
Dan kami pun melaju bersama pak ujang yang berada di depan mobilku.
Jam 12 tepat kami sampai tempat yang hendak dipasang acnya.
Istirahat dulu kang pasti akang akang kecapean kata pak ujang.
Iya pak kata aku dodo dan juga jayadi.
Dengan jamuan kopi hitan dan berbagai makanan yang sudah di sediakan.
Jam 12.30 malam aku mulai mengerjakan pekerjaanku, untungnya semua sudah di siapkan terlebih dahulu.
Seperti bolongan buat jalur pipa dan pembuangan.
Kelistrikan dan tempat buat naro outdoor sudah di sediakan
Jadi kami hanya memasang brecket indoor instalasi pipa dan pemakuman saja.
Tak butuh waktu lama dalam pemasangan di rumah pak ujang.
Hanya membutuhkan waktu 30 menit saja semua sudah selesai.
Namun bukan hororlah kalau tidak menemukah penampakan dan gangguan.
Walau pun semua sudah selesai namu proses pemakuman masih berjalan.
Kami bertiga berada di samping rumah dedang melakukan pemakuman
Ternyata samping rumah pak ujang itu adalah rumah yang belum jadi atau mungkin rumah yang sudah di tinggalkan pemiliknya sejak lama.
Aku yang berada di atas tangga sedang mengontrol pemakuman sembari mengobrol dengan dodo dan jayadi.
Tiba tiba di kagetkan dengan bentakan suara yang terdengar kencang namun agak berat.
Dodo yang sedari tadi ketakutan berlari terlebih dahulu ke depan rumah pak ujang.
Jayadi masih menunnguku walau jayadi juga merasa takut dan merinding.
Kalian jangan berisik menggangguistirahat kami tahu. Kata kata yang belum tahu dari mana berasal.
Walau meerinding aku masih mengajak ngobrol jayadi agar mengurangi rasa takutku begitu juga dengan jayadi.
Namun kali ini bukanlah katakata melainkan geraman yang sangat keras ku dengar.
Sontak ku melihat dan memperhatikan sekitar sembari melepas mesin pakum di unit outdor.
Karna proses pemakuman dan yang lainya sudah selesai.
Sembari aku memberikan mesin pakum pada jayadi pandanganku tertuju pada rumah yang seperti terbengkalai yang berada tepat di samping rumah pak ujang. Atau tepatnya di samping aku beserta jayadi.
Setelah ku lirik ke sebuah jendela kulihat dengan jelas di balik jendela itu ada sesuatu yang memperhatikan ku dengan perawakan besar dipenuhi dengan bulu lebat dan matanya memancarkan cahaya berwarna kemerahan. Seakan akan mendekat dengan wajah penuh amarah.
Aku yang panic pun memilih loncat dan akhirnya aku terjatuh
Rasa sakit di kakiku pun tidak aku rasakan karna yang ada dalam pikiranku adalah menjauhi rumah tersebut.
Sebisa mungkin aku tidak menceritakan pada pak ujang agar pak ujang tidak merasakan taku juga seperti aku.
Begitu juga dengan jayadi dan juga dodo.
Seperti biasa kami pun mengetes ac yang tadi kami pasang.
Namun suara itu masih dapat aku dengar.
Kalian cepatlah pergi dari sini. Aku terganggu dengan suara berisik kalian suara mahluk itu berkata.
Maka secepat mungkin aku berpamitan pada pak ujang. Dan kembali pulang ke rumah masing masing dengan keadan kakiku yang cedera karna loncat dari atas tangga tadi.
Sepanjangjalan pulang aku masih terngiang ngiang suara mahluk tadi begitu juga dengan dodo kala melaju di tempat sepi selalu berhalusinasi melihat sosok sosok yang melayang layang di depan mobil yang kami gunakan.
Beda dengan jayadi yang sekita merasakan badan yang menggigil kedinginan seperti berada dalam prizer kadang kepanasan suhu badannya mencapai 50 drajat Celsius lebih.
Bisa di pastikan jayadi jatuh sakit saat itu juga.
Alhamdulillahnya kami bisa sampai ke rumah dengan selamat. Pada jam 3 pagi.
Ke esokan harinya pun kita semua jatuh sakit beberapa hari.
Salah satunya akulah yang paling lama sakit karna cedera di kaki dan sempat di ponis oleh tukang pijat ada tulang yang retak.
Selama seminngu aku rutin terapi pijat sampai kondisi kakiku sembuh seperti semula.
Dan alhamdulillahnya walaupun bos tahu kondisi cederaku parah namuntidak ada santunan sedikit pun.
Sampai akhirnya aku bisa kembali bekerja lagi.
Namun tidak lama karna kita bertiga memutuskan untuk berhenti bekerja dan
Cerita pun berakhir sampai sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar