Kembali pada khollil.
Saat aku sedang membantu ibu memperbaiki meja untuk berjualan rendi pun menghampiri ku dan memberikan beberapa informasi yang di dapatnya.
Lantas aku dan rendi pun berbincang membahas informasi yang di dapat rendi.
Namun saat aku akan menyampaikan apa yang aku lihat tadi pagi tiba tiba ibuku menghampiri dengan membawa beberapa kopi dan amunisi berasap.
Seketika kita menghentikan percakapan dan membahas topic lain.
Setelah aku selesai mengerjakan pekerjaan ku tiba tiba pasangan yang menggendong anak kecil itu lewat kembali dengan anak kecil yang seperti meledek kami yang sedang terduduk.
Sontak aku muak dengan ledekan itu tapi rendi menahanku dan berbisik.
Untuk saat ini biar kita saja yang tahu jangan menmbuat kecurigaan bisik rendi.
Aku hanya bisa diam dan meng iyakan bisikan rendi.
Ibuku seperti menghampiri ibu ibu itu dan berbincang sebentar.
Siapa ya orang itu tanyaku pada rendi.
Itu pak jaja dan bu sumi warga yang baru pindah ke kampung ini jawab rendi.
Ko kamu tahu ren tanyaku.
Tadi aku papasan di jalan dan sedikit berbincang dengan mereka. Jawab rendi.
Kamu tahu rumahnya ren tanyaku.
Rendi menggelengkan kepala.
Kita Tanya saja sama ibumu lil siapa tau ibumu tahu.
Akupun mengangguk dan menunggu ibu kembali.
Saat ibu kembali aku pun mulai menanyakan siapa orang tadi.
Bu siapa orang tadi. Tanyaku.
Owh itu pak jaja dan bu sumi lil, dia baru pindah sebulan lalu ke kampung ini. Jawab ibuku.
Pak jaja membeli rumah pak diki yang berada di pojokan jalan itu. Jelas ibu.
Aku pun mengangguk pahan dan menghentikan pertanyaanku.
Akhirnya aa informasi juga tentang siapa yang memelihara tuyul di kampung ini.
Tapi mereka akan pergi meniggalkan kampung ini untuk beberapa hari. Karna mereka harus ke rumah saudaranya karna orang tua mereka meninggal dunia. Ucap ibu lagi.
Aku pun menghentikan rasa penasaranku.
Semoga saja dengan kepergian mereka kampung ini tidak ada lagi yang kehilangan uang.
Namun dugaan ku salah selama mereka pergi warga masih saja ada yang kehilangan uanga namun tidak sebanyak kemarin.
Hari hari berikutnya sudah tidak ada lagi yang kehilangan uang di kampung ini
Sampai kembalinya pasangan itu memulai kembali warga kehilangan uang nya.
Saat mendengar dan melihat mereka kembali akupun kembali penasaran tentang apa yang mereka lakukukan di luar kampung ini.
Saat malam tiba aku melihat di halaman depan rumahnya kini terdapat 2 bocah berkepala gundul tanpa menggunakan busana sedang bermain di halaman rumahnya dengan seekor kepiting.
Namun seekor kepiting itu di bawanya masuk oleh ibu sumi.
Aku yang penasaran dengan perlahan mencari di mana kamar seseorang yang membawa 2 bocah gundul itu.
Setelah lama mencari cari akhirnya aku menemukan celah untuk mengintip.
Untung nya tempatnya tidak terbuka dan sangat sembunyi.
Jadi kami tidak khawatir kalau ada orang yang melihatnya.
Kebetulan juga saat itu pak jaja tidak ikut pulang ke kampung ini.
Jadi kami sedikit aman.
Saat ku lihat dari celah celah bilik aku terkejut melihat ibu sumi memasuki kamar itu
Perlahan ibu sumi membuka bajunya.
Terlihat jelas postur tubuh badan bu sumi. Walau pun bu sumi bisa di bilang agak tuanamun postur tubuhnya tidak kalah dengan anak remaja.
Perlahan lahan ibu sumi membuka bajunya dan membuka dalaman bagian atas.
Lalu ibu sumi terlentang di atas tempat tidur dengan jelas memperlihatkan bayudayanya yang sepertinya akan menyusui 2 bocah gundul itu.
Tidak lama kemudian bocah gundul itu pun mendekati dan memainkan payudara mulus ibu sumi.
Dan langsung menyusu pada bu sumi.
Terlihat ibu sumimenahan rasa sakit dari hisapan 2 bocah gundul itu
Dan sesekali ibu sumi menjerit menahan rasa sakit. Setelah 2 bocah gundul itu menyusu dan melepaskan bibirnya dari payudara ibu sumi. Terlihat lender yang menetes dari mulut bocah gundul itu.
Dengan cepat ibu sumi pun membersihkan lender lender itu di bagian payudaranya dan kemudian menggunakan pakaianya kembali.
Setelah mereka selesai menyusu mereka pun pergi dari rumah itu.
Aku dan rendi yang mengetahui kemana larinya bocah itu kami pun mengejarnya.
Namun bocah itu memberikan sedikit perlawanan.
Ren sebelum mereka mengambil uang warga sebaiknya kita tangkap mereka teriaku.
Dengan susah payah aku melawan bocah yang satunya akhirnya aku pun bisa mengurung mereka di dalam botol dengan doa doa yang aku pelajari selama bekerja di kota bibiku.
Begitu juga dengan rndi yang dengan gampangnya menangkap bocah gundul itu.
Setelah 2 bocah itu kita tangkap kita membawanya terlebih dahulu agar tahu reaksi apa yang menimpa tuannya.
2 bocah dalam botol itu memohon dan memelas pada kami dan memohon agar mereka di bebaskan.
Namun kami tidak memperdulikannya dan menyimpan di rumah rendi demi keamanan.
Beberapa hari setelah itu warga pun tidak ada lagi yang kehilangan uang dan kondisi ibu sumi pun kini memprihatinkan.
Dan pak jaja pun sedang berusaha mencari 2 bocah gundul itu namun usaha nya sia sia.
Ibu sumi jatuh sakit paska 2 peliharaannya itu kita tangkap.
Dan saat ini keadaan ibu sumi sangat menyakitkan dengan payudaranya yang mengeluarkan darah dan nanah.
Pihak medis pun sudah di datangkan banyak tanggapan dari pihak medis dengan dugaan dugaan penyakit yang di derita ibu sumi.
Mulai dari kangker payudara dan lain lain. Dan mengharuskan ibu sumi di tangani di sebuah rumah sakit dan di rawat.
Akhirnya ibu sumipun di rawat di sebuah rumasakit dengan dugaan kangker payudara.
Namun selama ibu sumi di rawat bukanlah membaik malah tambah parah.
Sudah merasa menyerah pak jaja pun membawa bu sumi untuk kembali ke rumahnya.
Saat aku mengetahui bu sumi di bawa pulang. Aku beserta rendi pun mencoba menjenguknya.
Assalamuallaikum ucapku dan rendi.
Di balas salam oleh pak jaja.
Bagaimana keadaan ibu sumi pak tanyaku.
Tidak ada perubahan nak jawab pak jaja.
Bolehkah saya melihatnya pak ucap ku meminta ijin.
Silahkan masuk saja. Jawab pak jaja.
Pak bisa dudu di sini pak ada yang mau saya sampaikan ucapku.
Ada apa nak Tanya pak jaja.
Tapi bapak jawab yang jujur ya pak. Ucapku.
Pak jaja dengn berat hati menyetujuinya.
Apa bapak dan ibu memelihara tuyul tanyaku tanpa basa basi.
Pak jajapun tak mampu menjawab hanya anggukan kepalanya saja yang menandakan iya.
Bapak tahu konsekuensinya dengan memelihara tuyul. Tanyaku.
Pak jaja hanya menggelengkan kepala saja.
Ini lah akibatnya pak payudarah ibu sumi sudah terinfeksi dengan lender dari mulut 2 bocah gundul itu.
Dan ini harus di obati oleh ahlinya.
Kalau seandainya telat pasti nyawa ibu sumi akan hilang. Ucap rendi menakut nakuti pak jaja.
Tangis pak jaja pun kini pecah mendengar ucapan rendi.
Melihat kesedihan pak jaja aku pun mencoba menenangkan dan member sedikit doa pada air dan meminumkan pada bu sumi.
Seketika ibu sumi agak membaik dan luka pada payudaranya sedikit membaik.
Namun hal naas menimpa keluarga bu sumi.
Selang beberapa hari setelah kita obati.
Ibu sumi dinyatakan meninggal dunia.
Dan pak jaja pun meminta maaf pada kami atas kesalahannya selama ini.
Jangan minta maaf pada kami pak minta maaf pada gusti allah.
Dan baa juga harus bisa mengikhlaskan ibu sumi.
Dengan begini ibu sumi tidak merasakan sakit lagi karna efek menyusui 2 bocah gundul itu
Saingkat cerita beberapa minggu kemudian aku kembali ke tempat kerja
Begitu juga dengan rendi yang mulai bekerja pula.
Sebelum kita berangkat kita sempatkan membuang botol yang berisikan tuyul itu dan berharap tidak ada orang yang membukanya.
Dan kisah pun selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar