Jumat, 02 Desember 2022

pelet air mani part 4




Sudut pandang deni.

Setelah aku melihat lilies dari pandangan pertama aku sudah memiliki rasa suka terhadapnya.

Namun lilies tidak menghiraukan perasaanku

Apalagi disaat aku berkunjung ke rumahnya dan menemui ayahnya, lilies seakan menjauhi dan menghindar dariku.

Ntah aku harus menyikapi perasaan ini seperti apa.

Setiap aku berkujung ke rumahnya lilies selalu pergi seakan akan lilies tahu kalau aku akan berkunjung ke ruahnya.

Terlebih lagi dengan sikap ayahnya yag dingin terhadapku.

Apa seua yang di bicarakan oleh teman temanku benar atau tidak tentang ayahnya lilies yang sangat galak itu atau semua itu hayalah untuk menakut nakuti ku saja.

Tapi setelah aku telaah da perhatikan memang ayahnya lilies terlihat sangar

Dan setelah aku melihat beberapa orang yang mampir ke warung nya terlihat mereka selalu diam dan segan terhadap ayahnya lilies.

Ntah lah aku harus menilai seperti apa tentang ayahnya lilies.

Secara terhadapku ayahnya lilies cenderung cuek dan acuh.

Maka dari itu aku tidak memperdulikan sikap sangarnya yang aku pikirkan saat ini bagai mana aku bisa bertemu dengan lilies dan megutarakan perasaanku padanya.

Setelah beberapa hari aku berkunjung kerumahnya namun tak kunjung bertemu denga lilies akhirnya teman temanku pun menghampiri ku di warung lilies.

Dan mereka meanyakan kenapa aku tidak pernah lagi nongkrong bersama mereka.

Mereka tidak menanyakan bagai mana perasaanku terhadap lilies karna aku pahan situasi saat ini tidak memugkinkan untuk mereka menanyakan hal itu di karenakan ada ayahnya lilies.

Selang beberapa lama mereka memesan beberapa gelas kopi pada ayahnya lilies dan mereka pun berbincang dengan ayahnya lilies seperti mereka sudah akrab.

Pada saat itu lah aku mencurigai kalau mereka menakut nakuti dengan berkata kalau ayahnya lilies itu galak.

Setelah melihat keakraban mereka dengan ayahnya lilies aku mulai malas da aku pun memilih untuk berpamitan dan meninggalkan warung itu setelah membayar semuanya.

Mereka sempat menanyakan mau kemana namun sebisamungkin akumemberikanalasan yang sangat masuk akal.

Aku hanya menjawab hendak mengantaribuku ke suatu tempat.

Setelah dari warungnyalilis aku pun pulang ke rumah berniat untuk beristirahat dan tidur namun sesampainya di rumah aku malah terbayang bayang wajah cantik lilies.

Kini tekadku pun muncul kalau aku harus bisa mendapatkan hati lilies bagai mana pun caranya.

Kini rasa penasaranku pun muncul dan aku berniat akan mencari di mana keberadaan liilis dengan petunjuk ayahnya yang katanya lilies sedang bermain di desa sebelah.

Aku pun langsung mencari lilies ke desa tersebut namun bukan hasil yang memuaskan yang aku dapatkan, kekecewaanlah yang aku dapatkan saat ini.

Seharian aku mencari keberadaan lilies namun tidak juga aku temui.

Singkat cerita di saat aku sudah mulai lelah dalam pencarian lilies aku pun memutuskan untuk kembali ke kampungku.

Sepanjang jalan aku tidak menemukan petunjuh akan keberadaan lilies namun dari kejauhan aku melihat seseorang yang sedang berjalan sendiri menuju ke sebuah tempat

Dari kejauhan pula aku melihat seseorang itu berpapasan dengan dua orang orang laki laki seumuranku.

Dua orang tersebut tidaklah asing buatku

Ternyata dua orang tersebut adalah khollil dan dudung.

Hendak aku akan menghampirinya kini terlihat jelas seseorang itu adalah lilies.

Lilies itu kan lilies kenapa dia berjalan sendirian dan habis darimana dia tanyaku dalam hati.

Melihat keberadaan lilies sedang bertegur sapa dengan temanku aku pun mengurungkan maksudku untuk mendekat ke pada khollil dan dudung.

Aku perhatian mereka dari sini aja dulu. Aku malu kalau aku bertemu denganmereka. Ucapku perlahan.

Tidak lama dari itu aku melihat seorang perempuan menghampiri mereka dan perempuan itu mengajak bicara pada khollil.

Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan namun yang jelas semua ini bukan lah hal kebetulan.

Sepertinya mereka sudah merencanakan semua ini di belakangku.

Setelah mereka selesai bertegur sapa aku melihat khollil berjalan dengan perempuan yang baru datang tersebut dengan tergesa gesa dan lilies sepertinya di antarkan pulang oleh dudung.

Dengan rasa emosi aku pun berkeinginan menghajar dudung namun aku berpikir ulang apabila aku menghajar dudung pasti lilies akan menganggapku lelaki bajingan.

Akhirnya aku memiliki sebuah rencana yang tidak pernah terpikirkan.

Aku mengingan tentang ilmu pengasihan dan aku pun akan melakukan dan menggunakan ilmu tersebut.

Namun sebelumnya aku harus bisa mendapatkan poto lilies terlebih dahulu.

Dengan bermodalkan telepon genggam yang sudah memiliki kamera akhirnya secara diam diam aku mempoto lilies secara sembunyi sembunyi

Setelah mendapatkan poto lilies dan aku rasa cukup untuk membayangkan wajah dan tubuhnya aku pun berlalu pergi meninggalkan tempat itu dan membeli beberapa perlengkapan untuk menjalankan ritual tersebut.

Aku mencari cari tempat yang menjual beberapa perlengkapan tersebut di kampungku namun tidak juga aku temui di sini maka aku putuskan untuk pergi ke desa sebelah dimana di desa tersebut ada beberapa yang menjual perlrngapan perlengkapan tersebut.

Sepanjang jalan aku menatap poto tersebut dan berkata sendiri

Sebentar lagi kamu akan menjadi miliku lilies

Dengan cara ini kamu akan bertekuk lutut mengharapkan cinta padaku.

Dan kamu akan aku jadikan pemuas nafsuku dikala malam tiba, tidak bukan malam saja tapi siang dan malam kamu akan melayaniku untuk menyalurkan hasrat konak ku lilies ucapku sembari menatap poto lilies di layah handponku.

Seiring berjalannya waktu kini aku telah sampai di sebuah tempat yang menjual bahan bahan tersebut.

Punten…. Punten…..

Mangga jang.

Bu ada kain mori tanyaku

Ada jang mau berapa meter Tanya ibu penjual

Satu meter persegi aja bu jawabku.

Sebentar ya jang ibu potongin dulu kata ibu penjual

Iya bu jawabku singkat.

Setelah selesai memotongkan kain tersebut ibu itu memberikan kain itu padaku.

Berapa bu tanyaku.

10ribu jang jawab ibu itu.

Ngomong ngomong buat apa kain itu jang ko Cuma 1 meter Tanya ibu penjual itu.

Ini bu di suruh ibu buat nutup gentong beras mau pindahan bu jawabku beralasan.

Owh kirain buat orang yang mninggal. Sambung ibub itu.

Gak bu kalau buat yang meninggal mah kurang atuh bu jawabku sembari tersenyum.

Ada lagi jang yang mau di beli Tanya ibu itu lagi.

Emmm gak bu sudah ini aja jawabku.

Lalu aku berpamitan pada ibu itu dan meninggalkan tempat itu.

Di lanjut aku pergi ke sebuah warung untuk membeli tisyu

Setelah semua bahan sudah ada aku pun pulang dan menunggu waktu yang biasanya teman temanku di jawa melakukan ritual itu.

Malam pun tiba dan waktu baru saja menunjukan pukul 8 malam.

Malam ini waktu terasa sangat lama untuk tengah malam.

Sembari menunggu aku mempersiapkan bahan bahan untuk ritual tersebut mulai dari kain mori tisyu dan selembaran kertas yang berisikan kata kata atau mantra untuk melakukan ritualnya.

Sembari menunggu waktunya tiba aku mencoba menghapalkan kata demi kata agar saat melakukan ritual tersebut aku tidak lupa dan aku bisa khusu membayangkan wajah dan tubuh lilies yang menggoda hatiku.

Kini jam menunjukan pukul 23.30.

Aku pun mulai mlakukan ritual tersebut namu ada sesuatu yang aku lupakan karna sperma yang akan di ritualkan haruslah berada di kain mori itu selama 24 jam.

Maka dari itu aku pun melakukan masturbasi untuk mengeluarkan air mani dari alat vitalku dan menempatkanya di kain mori.

Sebenarnya tidak perlu banyak hanya sedikit saja tapi karna rasa tidak sabarku yang akhirnya aku tumpahkan spermaku di kain mori itu lumayan banyak dan aku tilep kain tersebut dank u simpan di tempat yang gelap baik siang maupun malam. Selama 24 jam atau sehari semalam.

Setelah aku menyiapkan spermaku di kain mori aku pun mencoba membersikha diri dan tidur sembari menghapal kata demi kata yang tertulis di selembaran kertas yang dulu pernah di berikan oleh teman temanku saat aku berada di jawa.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar