• memelihara dan menyusui tuyul part 1


     

     

    Mencari kekayaan adalah tujuan setiap manusia di muka bumi ini

    Segala cara pasti akan mereka lakukan baik itu dengan cara yang halal ataupun dengan cara yang tidak halal
    seperti kisah yang akan di ceritakan kali ini.

    Kisah ini di ceritakan oleh kang khollil saat beraa di kampung halamannya bersama rendi.

    Dimana rendi yang dulu pernah mempelajari ilmu kebatinan di suatu daerah

    Dan aku juga sempat belajar ilmu kebatinan namun ilmuku tak sehebat rendi.

    Pada saat itu aku dan rendi di pertemukan kembali di kampung halaman dimana aku yang sedang cuti kerja dan rendi pun demikian.

    Seperti biasanya aku dan rendi menghabiskan waktu di pos ronda sampai larut malam dengan di temani segelas kopi hitam dengan amunisi berasap.

    Namun di saat kita sedang asik berbincang terdengarlah sebuah teriakan dari salah satu rumah di dekat pos ronda tersebut.

    Tolongggggg… teriak the desi

    Aku mengira ibu desi teriak karna pertengkaran antar suami istri.

    Jadi aku acuhkan saja karna itu urusan mereka kami tidak mau ikut campur urusan rumah tangga orang lain.

    Namun tidak lama kemudia pasangan suami istri itu menghampiri kami yang sedang berada di pos.

    Lil lihat orang lewat sini gak Tanya kang asep suaminya the desi.

    Dari tadi gak ada yang lewat ko kang. Emang kenapa kang tanyaku heran.

    Uang kang asep hasil kerja hilang lil baru di tinggal beberapa menit aja. Jelas the desi.

    Emang teteh nyimpenya di mana tanyaku meyakinkan.

    Tadi waktu kang asep pulang kerja kang asep ngasih uang ke teteh semua trus kang asep pergi mandi ke sumur.

    Ku teteh di simpen di atas meja lalu teteh ke dapur buat bikin mie sama kopi pas balik lagi udah gak ada uangnya lil. Jelas the desi.

    Iya lil akang juga kaget di sangka akang ngambil lagi uang yang sudah akang kasih.

    Padahal akang baru selesai mandi. Jelas kang asep

    Pintunya di kunci gak kang tanyaku pada kang asep

    Sepertinya tidak di kunci lil jawab kang asep

    Pantes aja kang kalau pintunya tidak di kunci.jawab rendi.

    Baiklah kang biar aku keliling siapa tau ada 0rang yang mencurigakan.

    Iya lil akang ikut ya lil pinta kang asep

    Ya sudah ayu kang ajakku.

    Akhirnya kami keliling kampung mencari seseorang yang barang kali telah mengambil uang kang asep.

    Belum juga jauh dari pos ronda tersebut kami pun kembali mendengar percekcokan warga yang merasa kehilangan uang padahal di dalam lemari.

    Aku pun bermaksud mendekat dan menghampiri rumah tersebut namun ku urungkan karna ada hal yang harus ku selidiki tentang hilangnya uang kang asep

    Kang asep kita lanjutkan mencari orang yang mengambil uang kang asep.

    Semakin kita melangkah kini semakin banyak warga keluar rumah dan mengeluh kehilangan uang mereka.

    Sontak aku pun menatap rendi.

    Apa mungkin pelakunya tidak seorang diri ren tanyaku pada rendi.

    Mungkin saja lil soalnya ini malam banyak yang kehilangan uang. Jawab rendi.

    Harusnya kalau mereka lebih dari satu kita bisa dengan gampang menemukannya ucapku.

    Bagaimana kalau kita berbencar aja ren. Saranku.

    Rendi pun menyetujui saranku dan meminta kang asep juga untuk mencari teman agar tidak merasa takut.

    Aku rendi dan kang asep pun kini berbencar mencari pelaku itu namun kita semua tidak menemukan jejak orang mencurigakan.

    Akhirnya kita menyerah dan kembali ke pos ronda untuk kembali berjaga namun kini semakin ramai.

    Orang orang yang kehilangan uang kini mereka berkumpul di pos ronda untuk membicarakan dan berjaga takun aka nada yang kembali kehilangan uang.

    Aku pun beserta rendi hanya terdiam dan memikirkan siapa yang sebenarnya mengambil uang uang warga sini.

    Dengan perasaan yang tidak menentu aku pun memutuskan untuk pulang takut suatu hal terjadi di rumahku.

    Begitu juga dengan rendi

    Ren besok kita bicarakan lagi ya ucapku sebelum melangkah pulang.

    Iya lil aku juga udah ngantuk nih aku juga mau pulang. Jawab rendi.

    Saat aku berjalan pulang menyusuri gang sempit yang hanya cukup untuk satu orang berjalan.

    Lalu aku di kagetkan oleh seorang anak kecil berlari di hadapanku dengan kencang.

    Aku tak bisa mengira ngira apa yang barusan berlari itu.

    Di bilang manusia atau anak kecil sangat mustahil untuk anak sekecil itu masih berkeliaran di jam yang hampir memasuki waktu subuh.

    Namun kalau di bilang binatang juga itu sangat tidak mungkin karna di kampungku sangat jarang bahkan tidak pernah ada binatang yang larinya seperti manusia.

    Apalagi seekor monyet di kampungku tidak ada sama sekali binatang monyet.

    Karna isi kepalaku sudah di penuhi dengan pertanyaan pertanyaa yang belum mendapat jawabannya jadi aku hiraukan saja anak kecil yang berlari itu dan bergegas pulang untuk tidur.

    Ahhh apalagi itu. Bodo amat lah mending langsung pulang dan tidur dari pada mikirin yang barusan lewat. gerutuku

      Namun saat aku masuk kedalam rumah aku merasakan aura yang tidak biasanya

    Aura dari alam lain aura itu sekilas mirip dengan mahluk yang tadi berlari itu.

    Segera aku mencari aura itu berasal namun tidak juga aku temukan.

    Akhirnya aku pun tidur dan tidak memperdulikan aura yang aku rasakan.

    Tok aku mau panic juga buat apa wong aku gak punya uang simpanan di mana mana.

    Begitu juga dengan orang tuaku.

    Jadi aku pun tertidur.

    Namun di dalam tidurku aku melihat sesosok anak kecil yang sedang berlari lari di sepanjang jalan di kampungku dengan tidak menggunakan pakaian.

    Dan tanpa sehelai ramput pun di kepalanya hanya menggunakan celana seperti popok

    Dia berlarian kesana kesini dengan sesekali melompat lompat.

    Dengan beberapa lembar uang kertas pecahan 100 ribuan.

    Dengan rasa penasaran aku pun hendak menghampirinya namun saat anak kecil itu melihatku dia langsung lari menjauh dariku.

    Hendak aku mengejarnya namun langkahku seperti berat dan melihat dia berlari seperti sangat kencang dan seketika anak kecil itu sudah tidak terlihat lagi.

    Akhirnya aku kembali terbangun dan waktu sudah menunjukan wktu adzan subuh.

    Lalu aku bergegas membersihkan diri dan pergi ke sebuah musholah terdekat untuk berjamaah subuh.

    Sepulang dari musholah aku pun melanjutkan tidurku yang tadi sempat teganggu oleh mimpi tadi.

    Dan baru terbangun saat matahari sudah menyingsing. Menyinari kampungku.

    Karna aku sedang cuti jadi aku tidak melakukan pekerjaan apa apa selin membantu ibu di rumah.

    Aku membantu ibu membereskan perkakas untuk berjualan di pasar dan mengerjakan sesuatu untuk menghilangkan kejenuhan.

    Sepulangnya ibu berjualan di pasar ibu menyampaikan kalau kampung kita sedang banyak yang kehilangan uang.

    Menurut ibuku ada salah satu warga di sini yang memelihara tuyul.

    Bersambung.

    Di part selanjutnya kita masuk ke sudut pandang rendi.

     

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Arsip Blog

Mengenai Saya

Foto saya
selamat datang di blog sederhana yang menceritakan tentang cerita cerita misteri

pelet air mani part 5

Setelah aku mempelajari tulisan yang ada pada slembaran kertas itu. Di hari selanjutnya kini aku pun mulai melaksanakan ritualnya di tep...