• gangguan rumah sebelah



    Rumah kosong sepertinya identik dengan hal hal yang diluar nalar

    Banyak sekali kejadian kejadian yang sulit dijelaskan dengan akal sehat

    Namun semua itu tak luput dari tradisi kebudayaan yang ada di Negara kita

    Contohnya hal yang aku alami dibeberapa tahun kebelakang.

    Aku asalnya berada di sebuah desa yang berbeda dengan rumah angker tersebut.

    Konon katanya di rumah tersebut sudah banyak penampakan yangwarga sekitar temui mulai dari sosok kuntilanak pocong bahkan menurut warga sekitar ada yang telah melihat penampakan ular yang besarnya sebesar pohon kelapa dan panjangnya mencapai 10 meter lebih kurang lebih.

     

    Pada tahun 1998 aku baru saja pindah rumah ke desa tersebut

    Alasan orang tuaku pindah di karenakan ingin dekat dengan nenekku beserta buyutku.

    Dikarenakan buyut yang sudah sangat tua waktu itu dan kondisinya sakit sakitan maka ibuku memutuskan untuk pindah ke rumah nenek agar leluasan merawat buyutku yang sedang sakit.

    Awal kepindahanku disambut oleh buyut danjuga nenek nenekku

    Karna kebetulan waktu itu akulah yang sangat disayangi oleh nenek buyutku.

    Karna mungkin akulah buyut yang dekat dengan nenek buyutku karna yang lainya pada jauh jauh bahkan ada yang tinggal di ibukota

    Namun semenjak aku mulai memasuki rumah buyutku yangberdekatan dengan rumah angker yang di bicarakan oleh warga, aku merasakan hal yang belum pernah aku rasakan.

    Setiap sehabis magrib suasana di rumah itu sangatlah sunyi namun aku sering mendengar suara suara orang yang sedang berbincang atau sedang mengobrol padahal dirumah itu tidak ada siapa siapa, bahkan sudah bertahun tahun dibiarkan kosong

    Dan sesekali apabila aku melihat rumah itu di balik jendela, rumah itu seperti ada orang yang sedang beraktifitas

    Hendak kutanyakan pada nenek dan nenek buyutku namun aku tidak berani

    Aku takut bukan jawaban yang di dapat namun malah omelanlah yang nanti aku dapat.

    Singkat cerita beberapa tahun kemudian rumah buyutku pun sepertinya mulai ada yang mengganggu.

    Mulai dari suara suara. Bayangan bayangan samar hingga wujud mahluk halus menampakan wujud

    Mulai dari sesosok perempuan yang menggunakan pakaian putih dengan suara tawa yang sangat mengerikan sedang mengayun ngayunkan kakinya di atas pohon jambu di halaman rumah buyutku.

    Dan terkadang terlihat sosok pocong yang sedang berdiri di sudut kamar mandi.

    Lalu di susul dengan suara suara seperti suara kodok namun suaranya sangat berat.

    Kalau warga sini menyebutnya dokan.

    Sering aku merasa takut dan takjarang juga aku menangis dan jatuh sakit setelah melihatnya.

    Walau pun berulang kali aku sudah di peringatkan oleh nenek buyut dan juga nenek ku agar aku tidak melihatnya namun perasaan penasaranku waktu itu sangatlah besar

    Mungkin karna aku masih anak kecil waktu itu dan mungkin juga wataku yang selalu ingin tahu.

    Selang beberapa minggu setelah banyaknya penampakan penampakan tersebut akhirnya nenek buyutku menghembuskan nafas terakhirnya dan semenjak saat itu lah kisah horror pun kerap menghampiriku dari rumah kosong tersebut.

    Lewat satu minggu setelah sepeninggalan nenek buyutku khirnya rumah buyutku kembali sepi karna seluruh anak anaknya sudah kembali ke tempat tinggalnya masing masing.

    Tinggalah nenek aku beserta kedua orang tuaku.

    Selepas isa disaat aku sedang belajar samar samar aku mendengar seseorang yang memanggilku dari rumah tersebut.

    Ku intip dari balik jendela namun tad kulihat apa apa dari rumah itu hanya gelap lah yang kulihat.

    Ada apa lil Tanya bapakku

    Tadi sepertinya ada yang memanggilku pak jawabku.

    Siapa yang memanggilmu Tanya bapakku

    Gak tau pak tapi suaranya sangat jelas kudengar. Sepertinya asal suaranya adri rumah kosong itu pak jelasku.

    Ya sudah jangan di dengarkan apabila kamu dengar suara yang memanggilmu. Jawab bapaku.

    Aku pun mengangguk dan melanjutkan belajar

    Sebenarnya rasa merinding masih menyelimutiku pasca meninggalnya nenek buyut.

    Namun rasa itu aku tepis jauh jauh, mana mungkun nenek buyut yang sayang padaku akan mencelakaiku ucapku dalam hati.

    Apalagi nenek buyutku orang yang taat dalam beragama mana mungkin buyutku akan menyesatkanku.

    Ucapku masih dalam hati

    Dan akupun masih melanjutkan belajar bersama bapak.

    Lepas dari itu aku merasa kebelet ingin buang air kecil ke kamar mandi.

    Berhubung kamarmandiku berada di luar yang pasti apabila aku ke kamar mandi pastinya rumah itu terlihat.

    Ku berjalan kekamar mandi sesekali kulirikan mataku tepat ke rumah tersebut.

    Dan terdengar suara orang yang mentertawakanku tepat di atas genting rumah tersebut sembari mengayun ayunkan kakinya.

    Lalu ku lirik kembali ke samping dan ternyata di sana banyak sesosok yang sedang meloncat loncat mengelilingi rumah tersebut.

    Dengan gemetar aku pun mempercepat acara buang air kecilku dan kemudian aku lari masuk kedalam rumah dengan ngos ngosan.

    Kamu kenapa lil Tanya ibu dan bapak.

    Anu mih tadi kholil melihat banyak orang yang sedang loncat loncat di halaman rumah itu. Jelasku.

    Sudah emih bilang kalau ke kamar mandi matanya jang melihat ke rumah itu ucap ibu.

    Tadi juga sudah berusaha untuk tidak melihat kesana mih tapi penasaran dengan suara yang menertawakanku jawabku.

    Ya sudah sekarang kamu masuk kamar dan tidur. Jangan lupa baca doa perintah ibuku.

    Akupun menurutinya dan kemudian aku langsung masuk kamar dan tidur.

    Namun selepas aku tertidur kemudian aku di kagetkan dengan suara yang mengetuk ngetuk dinding yang tebuat dari anyaman bamboo.

    Dengan suara suara seperti suara kodok namun terdengar sangat berat.

    Dengan rasa takut aku pun tak bisa berkutik sedikit pun dan badan rasanya sulit untuk di gerakan. Bibirpun terasa kelu saat akan mengucapkan sesuatu.

    Sebisa mungkin aku berdoa agar malam segera berlalu.

    Keringat dingin bercucuran membasahi seluruh badanku.

    Bapakku yang melihat kondisiku seperti itu sontak panic dan menghampiriku namun anehnya badanku pun masih sulit untukku gerakan.

    Dengan rasa panic bapakku mengambil air wudhu dan melaksanak sholat isa.

    Karna waktu isa bapaku sedang membeli makanan untuku. Jadi baru sempatlah bapaku menjalankan sholat isa dan kebetulan waktu isya masih ada karna waktu baru menunjukan jam 8.30 malam  itu pun di samping aku yang sedang tertidur

    Terengar jelas suara bapak membacakan bacaan doa dan seketika itu tubuhku bisa kembali di gerakan

    Dengan spontan aku langsung memelik ibuku dan menangis.

    Ibuku bertanya apa yang terjadi namun aku tidak berani memberitahukanya sekarang.

    Mungkin besok akan aku ceritakan dalam pikirku.

    Setelah kejadian tadi aku menjadi takut untuk tidur di kamar nenek dan lebih memilih untuk tidur di ruang tv bersama bapak yang kebiasaanya menonton tv di malam hari.

    Menonton pertandingan sepak bola.

    Dan akhirnya akupun bisa tidur dengan pulas walau suara televise tedengar berisik.

    Menurutku lebih baik berisik karna suara televise di banding berisik karna suara suara yang seram.

    Singkat cerita pagi pun tiba dan aku pun terbangun lantas mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah

    Di sela sela aku mandi dan kembali kulihat rumah tersebut kembali dan keadaanya memang tidak ada siapa siapa namun agak seram dilihatnya.

    Lalu aku pun mandi dengan terburu buru lalu aku berangkat ke sekolah.

    Dengan keadaan badan yang kurang sehat bahkan setelah sampai di sekolah pun aku terlihat hanya melamun saja dan sesekali aku di tegur oleh guru

    Kamu kenapa lil dari tadi melamun terus Tanya bibiku yang berprovesi seorang guru.

    Gak apa apa bu jawabku singkat.

    Kamu sakit lil Tanya nya lagi.

    Agak sedikit bu jawabku.

    Dengan rasa khawatir bu guru pun mengantarkan aku pulang

    Namun setelah sampai rumah bukannya membaik malah rasa cemas menghampiriku.

    Cemas apabila aku diganggu lagi.

    Maka ibuku pun mempertanyakan keadaanku dan tentang kejadian semalam

    Sebenarnya ada apa semalam sampai kamu terkaget seperti itu Tanya ibuku.

    Semalam khollil mendengar suara yang mengetuk ngetuk dinding mih lalu setelah itu terdengar suara dokan jawabku sambil ketakutan.

    Emang emih gak mendengar tanyaku.

    Semalam gak dengar apa apa ko dak ada suara apa apa di kamar maupun di luar. Jawab ibuku.

    Masa mih gak dengar. Suaranya begitu kencang sampai sampai tubuhku kaku di buatnya dan bibir pun tak bisa berucap seperti terkunci. Tanyaku sembari menjelaskan.

    Beneran emih gak mendengar suara apa apa. Jawab ibuku.

    Bibiku yang berfrovesi seorang guru pun terdiam mendengar ceritaku.

    Dan sedikit merasakan merinding di tubuhnya lalu bergegas pergi meninggalkan rumah buyutku.

    Setelah itu aku pun demam tinggi yang mengharuskan aku di rawat beberada hari.

    Di puskesmaslah aku bisa beristirahat dengan tenang tanpa gangguan dari mereka.

    Setelah kondisiku membaik akupun diijinkan pulang namun setelah pulang selang beberapa hari lagi lagi aku mendapat gangguan dari mereka lagi dan akhirnya aku pun jatuh sakit kembali dan harus dirawat lagi di puskesmas.

    Kejadian seperti itu berulang ulang selama setahun namun semakin kesini walau pun aku sering melihat atau mendengar tapi aku tidak jatuh sakit.

    Namun kini yang menampakan wujudpun bertambah bukan hanya sosok kuntilanak dan pocong saja melainkan sosok sosok lain juga. Seperti sosok kelong wewe ynag keluar saat matahari tenggelam atau waktu magrib tiba.

    Saatitu tepat adzan magrib berkumandang ku tidak sengaja melihat kea rah rumah itu lagi setelah setahun lamanya aku tika berani melihat rumah itu.

    Tepat di semak semak pohon bamboo terlihat sesosok perempuan dengan perawakan yang lumayan berisi dengan payudara yang sangat besar sedang menatap dan melotot kearahku.yang berada di balik jendela.

    Menurut ibuku sosok itu bisa menyembunyikan anak kecil apabila waktu magrib masih berkeliaran di luar rumah.

    Melihat sosok itu kini tubuhku terasa panas dingin. Namun tidak jatuh sakit seperti kemarin kemarin hanya rasa ngeri yang aku rasa.

    Seketika aku palingkan mukaku untuk tidak melihat mahluk itu.

    Disamping wajahnya yang seram ditambah mahluk itu terus melihat kea rah rumahku.

    Dan aku pun bersembunyi di balik badan ibuku.

    Ibu yang melihatku ketakutan lantas menanyaiku.

    Kamu kenapa lil Tanya ibu

    i… i.. itu bu aku melihat mahluk dengan tetek besar di semak semak belakang rumah itu. jawabku

    Nenek ku pun ikut nimbrung dan menjelaskan

    Mahluk itu selalu menampakan wujudnya setiap menjelang mabrib tiba.

    Menurut nenek ku mahluk itu hanya sebuah peringatan kepada setiap anak kecil yang berkeliaran saat waktu magrib tiba.

    Kalau ada anak yang apes anak itu di sembunyikan di balik teteknya yang besar seakan akan tubuh anak itu di selimuti oleh teteknya dan tak aka nada yang bisa melihat anak itu selain orang yang bisa melihat dunia sebelah. Jelas nenek

    Nah buktinya aku bisa melihat mereka jawabku pada nenek.

    Nenek ku pun teriam sejenak. Dan berpikir.

    Apa mungkin emih memberikan penglihatanya pada si khollil gumam nenekku.

    Apa kamu di kasih seseatu sama nenek buyutmu. Tanya nenekku.

    Sesuatu apa nek tanyaku.

    Ya sesuatu seperti benda benda gitu. Jelas nenekku.

    Tidak aku tidak pernah menerima benda apapun dari nenek buyutku jawabku.

    Syukurlah kalau tidak menerima benda apapun jelas nenekku.

    Emang kenapa gitu nek tanyaku.

    Sudah tidak apa apa. Mungkin mahluk itu lagi apes aja makanya bisa melihat dia jelas nenekku.

    Apes. Berarti semua yang menampakan wujud itu mereka sedang apes gitu. Gumamku.

    Mudah mudahan semua itu benar mereka sedang apes karna bisa terlihat olehku. Pikirku menguatkan dan berharap aku tidak bisa melihat mereka lagi.

    Aku pun kini berusaha meyakinkan diri kalau apa yang dikatakan nenek itu benar mereka hanya sedang apes.

    Setelah aku yakin kini aku pun sudah terbebas dari baying baying dan rasa takut akan penampakan mereka.

    Dan mereka pun sudah tidak menampakan wujudnya padaku namun kini pada orang lain.

    Banyak warga yang sering melihat penampakan penampakan dan bercerita padaku namun aku tidak menanggapi nya karna aku takut hal itu kembali menerorku lagi dengan keusilan keusilan mereka.

    Singkat cerita bertahun tahun lamanya kini aku pun tidak pernah mendapatkan gangguan atau pun di usili oleh mereka.

    Namun setelah aku masuk sekolah menengah pertama dan waktu itu aku ada kegiatan kelompok yang mengharuskan aku pulang larut malam. Dengan melewati rumah yang bisa di bilang angker itu seorang diri.

    Waktu itu aku di berikan tugas kelompok bersama beberapa orang temanku di sebuah rumah temanku yang berada di desa sebelah.

    Tugasnya bisa di bilang sangat sulit karna harus mencari barang barang yang tidak ada di desaku dan juga di desa temanku.

    Untuk mendapatkan barang yang di tugaskan harus lah pergi ke pusat perbelanjaan di kotaku

    Setelah semua barang terkumpul kitapun berkumpul lagi di rumah salah satu temanku namun di desa sebelah.

    Dengan kerja sama yang kompak akhirnya tugaspun selesai. Dengan hasil yang memuaskan menurut kami namun belum tentu buat para guru guru.

    Setelah selesai aku pun tidak langsung aku bersama yang lainnya beristirahat sejenak untuk menghilangkan penat di kepala akibat mencari dan mengerjakan tugas dari sekolah.

    Tak terasa waktu pun larut dan menunjukan pukul 11 malam.

    Jujur saja waktu itu baru pertama kalinya aku pulang kerumah sampai larut malam seperti itu.

    Awalnya kita pulang bersama sama dengan yang lain namun tepat di perempatan jalan kampung kita pun berpisah satu sama lain.

    Ada yang pergi kea rah utara ada yang yang ke timur, barat dan aku pun kea rah selatan.

    Setelah aku masuk jalan itu aku seperti melihat ada yang menutupi jalan  di samping rumah angker itu.

    Dengan penasaran akupun memberanikan diri untuk mengeceknya.

    Berani tidak berani aku harus lewat jalan itu karna aku malas kalau aku harus mengambil jalan yang memutar karna jalan memutar sangatlah jauh.

    Setelah aku mendekati sesuatu yang menutupi jalan itu pun seakan bergerak gerak.

    Masih dengan rasa penasaran. Aku pun mendekat lebih dekat lagi.

    Namun setelah dekat dengan rasa kaget akumelihat sesuatu yang menutupi jalan itu ternyata bersisik setelah ku perhatikan lagi dengan mendadak kini Nampak sebuah kepala.

    Kepala itu mirip seperti kepala ular ucapku pelan.

    Dan benar saja itu kepala ular. Yang menghampiri tubuhnya yang berada di jalan .

    Sontak aku menjerit dan terjengkang kebelakang.

    Setelah aku terjengkang terlihat ular besar itu seperti hendak menyerangku namun tidak jadi karna di perempatan tadi ada sebuah sepeda motor yang mengarah kesini dengan penerangan yang menyilaukan.lalu ular raksasa itu pun beranjak pergi dan aku lihat ular itu memasuki sebuah lubang seperti sumur di belakang rumah angker itu.

    Setelah itu pengendara motor itu bergegas menariku karna menurut orang itu aku hampir sada terkena sabetan ekor ular itu

    Kamu gak apa apa tong Tanya mang ali pengendara motor.

    Gak apa apa mang jawabku sembari gemeteran.

    Kamu mau kemana malam malam seperti ini lewat jalan sini sendirian lagi. Tanya mang ali

    Mau pulang mang abis kerja kelompok mengerjakan tugas di sekolah.jawabku.

    Dimana rumahmu Tanya mang ali lagi.

    Itu mang di samping rumah ini jawabku.

    Ya sudah amang antar ya sampai depan rumah, soalnya kamu kelihatan lemas sekali ucap mang ali.

    Aku pun di naikan ke sepeda motor itu dan sesekali aku mendengar mereka mentertawakanku dan sesekali berucap.

    Udah besar masih aja penakut ucap mahluk itu.

    Dan aku juga kini melihatnya lagi kalau di rumah itu terasa ramai banyak orang dI dalamnya padahal tidak ada siapa siapa.

    Aku tidak menghiraukan dan motor mang ali pun berjalan dan mengantarku sampai depan rumahku.

    Sebelum mang ali pergi mang ali berpesan .

    Tong jangan ceritakan apa yang tadi kamu lihat pada siapapun ucap mang ali.

    Aku pun mengangguk paham.

    Takutnya kalau orang orang tahu akan mengusik mereka dan pasti nanti aka nada korban.

    Jelas mang ali.

    Aku pun mengangguk lagi dan berpamitan pada mang ali.

    Hatur nuhun ya mang abdi langsung mauk rumah nya mang.

    Mang ali pun mengangguk

    Tong satu lagi cepat tidur dan jangan lupa berdoa nasehat mang ali.

    Akupun menganggun dan langsung masuk rumah.

    Dan mang ali pun langsung berlalu pergi.

    Setelah kejadian itu pun aku langsung meminta pada ibu untuk pindah rumah ke rumah yang semula yang berada jauh dari rumah nenek karna aku trauma dengan kejadian malam itu.

    Dan ibu pun menyetujuinya dan kita pun pindah rumah dengan membawa nenek ku untuk ikut ke rumah kami.

    Namun sesekali kami pun suka mengunjungi rumah nenek untuk sekedar silaturahmi dengan saudara saudara yang berada di sana.


  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Arsip Blog

Mengenai Saya

Foto saya
selamat datang di blog sederhana yang menceritakan tentang cerita cerita misteri

pelet air mani part 5

Setelah aku mempelajari tulisan yang ada pada slembaran kertas itu. Di hari selanjutnya kini aku pun mulai melaksanakan ritualnya di tep...